Wednesday, August 02, 2006

Nasrallah, Lokomotif Tangguh Hizbullah

POPULARITAS Hassan Nasrallah di Timur Tengah semakin meningkat seiring dengan keberaniannya menentang Israel dan AS. Sebelum menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah pada 1992, Nasrallah adalah panglima militer. Kedekatannya dengan Ayatullah Khomeini dan Ayatullah Sistani dari Iran, turut meningkatkan popularitas Nasrallah.

Keterlibatan Hizbullah dalam sejumlah serangan ke sejumlah kota di Israel tidak lepas dari Nasrallah sebagai Sekjen Hizbullah. Sebagian besar masyarakat internasional menganggap Hizbullah hanya sekadar organisasi militer. Padahal, peranan organisasi tersebut lebih dari itu. Justru, saat ini eksistensi Hizbullah sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat Lebanon. Sejumlah fasilitas publik di Lebanon, seperti sekolah dan rumah sakit, dikelola oleh Hizbullah. Karena itu, ketergantungan masyarakat Lebanon terhadap Hizbullah cukup tinggi. Wajahnya sering menghiasi sejumlah papan iklan, gantungan kunci, dan layar komputer (screensavers).

Dia dipilih sebagai pengganti pemimpin Hizbullah Sayyad Abbas Musawi yang tewas ditembak Israel pada 1992. Pengalaman militer dan kedekatan Nasrallah dengan sejumlah tokoh Syiah mampu menghapuskan keraguan kawan-kawannya sehingga tanpa ada saingan berarti.

Nasrallah dilahirkan di Beirut Timur pada 1960 dari keluarga Bourji Hammoud. Sulung dari sembilan bersaudara ini sejak usia dini, aktif dalam organisasi keagamaan. Setelah menamatkan SMP di kampung leluhurnya tersebut, Nasrallah melanjutkan studi di Najaf, Iraq. Di sanalah untuk kali pertama dia berjumpa dengan Musawi.

Namun, studinya di Najaf terputus karena pada 1978, pemerintah Irak mengusir ratusan pelajar Lebanon dari negeri seribu satu malam tersebut. Nasrallah dan Musawi pun dipaksa untuk pulang ke Lebanon. Di Lebanon, Musawi mendirikan sekolah agama dimana Nasrallah menjadi salah satu pengajarnya. Komitmen Nasrallah yang begitu tinggi dalam ajaran Syiah membuat sekolah baru tersebut diminati kaum Syiah Lebanon. Saat Nasrallah mengkoordinir gerakan mendirikan gerakan perlawanan terhadap Israel pada 1982, para muridnya bergabung.

Pada 1987, saat level kekerasan sudah menurun, Nasrallah melanjutkan studi agamanya di kota Qom, Iran. Akan tetapi, saat level konflik kembali meninggi pada 1989, dia segera pulang ke Lebanon. Pada saat itulah, terjadi perseteruan kecil dalam kepemimpinan Hizbullah, antara kepemimpinan Musawi (yang berupaya meluaskan pengaruh Suriah di Lebanon) dengan kepemimpinan Nasrallah (yang menetang keterlibatan Suriah di Lebanon dan juga menentang Israel serta Amerka Serikat).

Ternyata pendukung Nasrallah sangat sedikit. Pada tahun itu juga dia dikirim ke Iran sebagai perwakilan Hizbullah di Teheran. Sejumlah pengamat sebagaimana dikutip dari situs cfr.org mengatakan bahwa Nasrallah sebenarnya sakit hati dengan peminggiran dirinya tersebut.

Selama menjadi pemimpin Hizbullah, telah banyak kontribusi Nasrallah. Kepiawaiannya dalam berkomunikasi berhasil membuat kelompok Syiah memberikan dukungan besar terhadap Hizbullah. Selain itu, Nasrallah juga berhasil memperburuk citra Israel sebagai negara penjajah Lebanon. Penarikan mundur pasukan Israel dari Lebanon pada 2000 juga adalah jasa Nasrallah. Dia menjadi sangat populer di Timur Tengah.

Meskipun dia adalah pemimpin Hizbullah, Nasrallah tidak memiliki jabatan dalam pemerintahan Lebanon. Menurut guru besar Florida Atlantic University, Walid Phares, sebagaimana dikutip oleh cfr.org, bagi masyarakat Lebanon, Nasrallah dianggap sebagai sosok mesias, lebih daripada jabatan apapun di Lebanon.

Berkat f Nasrallah pula, Hizbullah semakin mudah berpartisipasi aktif dalam sistem politik di Lebanon. Sejumlah anggota Hizbullah menjadi anggota parlemen. Menurut Walid, dengan kemudahan akses politik tersebut, tujuan Hizbullah lainnya, yakni mendirikan negara Islam merdeka di Lebanon dengan Nasrallah sebagai presidennya bisa terwujud.

Terkait dengan aliran politik keras Nasrallah, banyak pihak yang tidak menyukainya termasuk Israel. Bahkan, pada 14 Juli lalu, pesawat tempur Israel sempat merusak kantor dan rumah keluarga Nasrallah, tetapi Nasrallah selamat. Saat ditanya reporter Washington Post Robin Wright mengenai komentar Nasrallah terhadap gerakan teroris belakangan ini, dia menjawab bahwa Taliban adalah gerakan terburuk yang dia pernah saksikan. Akan tetapi, saat mengomentari serangkaian aksi bom bunuh diri di Palestina, Nasrallah mengatakan," Tidak ada cara lain bagi Palestina untuk mepertahankan diri."

Di bawah pimpinan Nasrallah, Hizbullah memang bukan hanya sekadar organisasi biasa tetapi kelompok politik berpengaruh di Lebanon yang punya dukungan kuat dari Suriah dan Iran. Hizbullah pun sangat terorgansisir jauh lebih baik dari al-Qaeda. Secara personal, Sheikh Hassan Nasrallah adalah orang yang sangat penuh perhitungan sehingga dia tahu sejauhmana organisasinya harus maju tanpa menimbulkan risiko. (Huminca/"PR")***

No comments: