Monday, July 24, 2006

Blog dan Kehidupan

Sampai sekarang belum ada definisi khusus apa itu BLOG, artikel berikut saya kutif dari Pikiran-Rakyat.com yang membahas blog sebagai trend baru dalam kehidupan ini, mudah-mudahan dapat dijadikan gambaran sementara apa itu BLOG.

”Blog”, Keterbukaan di Dunia Maya

BUTUH media untuk "pelampiasan" segala hal yang anda rasakan? Butuh banyak saran dari banyak kawan atau bahkan lawan?

WEBLOG (blog), salah satu media komunikasi yang sedang tren di kalangan masyarakat luas. Tidak saja para remaja yang memanfaatkannya, para pebisnis hingga pejabat banyak yang mulai membuat blog. Blog tidak sekadar catatan pribadi, informasi, atau curahan hati, tetapi lewat blog bisa juga dijadikan media untuk menambah jaringan, relasi, dan rekan bisnis.*DUDI SUGANDI/"PR"


Dengan memanfaatkan media yang satu ini, Anda dapat menyalurkan masalah yang sifatnya pribadi hingga humor, tapi dengan syarat Anda tidak segan cerita itu dibagi dengan banyak orang.

Dengan perkataan lain, siapa pun yang berniat menceritakan apa yang dirasakannya di media yang satu ini haruslah "tebal muka". Atau tidak acuh dengan komentar yang nanti akan diterimanya.

Dulu orang hanya mencurahkan apa yang ada di hati melalui buku harian. Kalau pun butuh saran digunakannya melalui surat-menyurat. Perkembangan zaman telah menggeser proses berkomunikasi dengan bentuk surat. Disambung dengan muncul surat elektronik yang dikenal dengan nama electronic mail (email), meskipun masih ada yang mempertahankan komunikasi dengan surat.

E-mail berfungsi sama dengan surat, hanya material e-mail bukanlah kertas melainkan komputer atau yang lebih populer melalui website.

Awalnya, e-mail hanya menginteraksikan dua orang yang saling berbagi. Tidak lama berselang munculah komunitas yang bisa membagi informasi dan cerita yakni mailling list (milis). Di dalamnya terdapat lebih dari dua orang yang "berbagi". Kemudian muncul lagi friendster, yang muncul sebagai media yang semakin memperpendek jarak. Karena dengan friendster, sangat mudah mendapatkan banyak kawan dari mulai teman lokal sampai internasional.

Berbeda dangan media-media tadi, ada satu media lain yang disebut weblog atau blog. Saat ini, jenis media ini merupakan salah satu media komunikasi yang sedang tren di kalangan masyarakat luas. Bukan hanya oleh para remaja, melainkan juga para pebisnis hingga pejabat. Bukan hanya sekadar untuk catatan pribadi, informasi, curahan hati, tetapi bisa juga dijadikan media untuk menambah jaringan, relasi, dan rekan bisnis.

Memang belum ada pengertian yang pasti tentang makna blog. Ada yang mengatakan blog adalah catatan pribadi seseorang di internet. Berisi informasi yang sering di update dan berisi cerita kronologis.

Perbedaan mendasar, blog bisa dibaca siapa saja. Ada juga yang mengatakan, blog merupakan media di mana setiap orang bebas untuk menyampaikan apa pun yang diinginkannya, dari masalah percintaan, kemarahan, hingga promosi produk. Lewat media ini, dengan mudah pula didapatkan feedback dari banyak orang yang membacanya.

Istilah blog sendiri sudah muncul sejak 1990-an. Menurut berbagai sumber, Marc Andersen adalah orang yang pertama kali menemukan blog pada 1993. Awalnya, blog hanya digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi yang bersifat resmi.

Kemudian, blog berkembang setelah munculnya myspace menjadi milik individu untuk menyampaikan segala sesuatu seleluasa mungkin. Bahkan curhat (curahan hati) tentang hal-hal yang sifatnya pribadi pun tak jarang menjadi isi blog.

Dulu memublikasikan hal-hal yang sifatnya pribadi dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu. Mereka lebih nyaman menyimpan isi hati cukup untuk dirinya atau orang-orang terdekat yang mengetahuinya. Tapi, kini tak sedikit yang melampiaskan segala hal untuk dikonsumsi publik.

Perkembangan teknologi telah menggeser budaya dan kebiasaan orang untuk menyimpan rahasia. Misalnya, Reza dan Candra, mahasiswa, yang sama-sama mencurahkan keputusasaan mereka karena cinta melalui blog. "Awalnya tahun 2001 iseng aja ikut blog. Gua ingin menceritakan betapa bodoh dan tersakitinya gua ketika mantan cewek gua mempermainkan dan memutuskan gua," kata Candra.

Tapi ternyata cerita Candra banyak mengundang respons dari pembacanya. "Ada yang membela dan ada yang malah menyalahkan gua," kata Candra. Sejak saat itu Candra malah ketagihan untuk terus ngeblog.

Reza juga mengalami hal serupa, tapi tak sama. Dirinya mengaku menceritakan kisah sedih keluarganya yang saat itu sedang diterpa kendala. Ia mendapatkan banyak suport dan saran dari para komentator di blog-nya.

"Kenapa musti malu?," tandas Reza ataupun Candra ketika ditanya komentar mereka untuk membuka aib pribadi kepada semua orang. Ini adalah bukti bahwa tradisi dan budaya untuk menyimpan masalah pribadi dalam hati mulai tergeser.

Berbeda dengan cerita Reza dan Candra, Astrid Isnawati, mahasiswi, memanfaatkan blog untuk mencari jaringan, kawan, dan relasi. Begitu pula dengan Lika Aprilia, mahasiswi, mengatakan, blog dijadikannya sebagai ajang untuk curhat dan bertemu dengan rekan-rekannya dari berbagai kalangan melalui dunia maya.

Acit, panggilan akrab Astrid, mengatakan dirinya sudah sejak 2003 menjadi blogger. Diakui Acit, memang sempat terhenti beberapa waktu dan tidak aktif lagi menjadi blogger. Sejak 2005 aktif kembali hingga kini. "Melalui blog, kita bisa mengekspresikan apa pun yang kita mau," tutur Acit.

Bahkan dituturkan Acit, tak jarang orang mencaci maki dan mencurahkan kemarahannya pada seseorang melalui blog dan komentar dari blogger lainnya akan muncul. Hal itu yang menarik.

Lika yang sudah jauh lebih lama berkecimpung dengan blog yakni sejak 2001, mengatakan tidak ada batasan atau aturan untuk mengisi blog. Ia pun tidak memedulikan komentar orang lain dengan apa yang ditulisnya.

Banyak manfaat yang bisa diambil dari blog. Dikatakan sebagian besar blogger yang ditemui adalah sangat baik jika rakyat bisa menyampaikan aspirasinya melalui blog kepada presiden. "Daripada demo ke MPR lebih baik melalui blog disampaikan kepada presiden dan pejabat pemerintah untuk tahu apa yang dialami rakyatnya. Ini artinya blog juga patut untuk dikonsumsi para pejabat," tandas Reza.

Berbeda dengan yang lain, Hera, wirasasta, sangat enggan untuk bergabung dan menikmati fasilitas blog. Bukan karena anti blog atau karena enggak kenal teknologi. Akan tetapi ditegaskan Hera, dirinya sangat tidak menyukai mengumbar-ngumbar cerita pribadi kepada banyak orang. Hera lebih senang menyimpan masalah pribadinya di hati atau berbagi dengan teman dekatnya saja.

"Curhatanku bukan untuk konsumsi umum, kayaknya enggak layak untuk diketahui orang lain kecuali teman dekat dan keluarga," kata Hera. Diakui Hera tidak berarti pula ia anti dengan blog. Karena jika blog dimanfaatkan untuk kepentingan lain selain untuk diary, Hera setuju. "Kalau buat saling tukar informasi saya sangat setuju, tapi tidak untuk catatan pribadi," tandasnya.

Senada dengan Hera, Adhit, karyawan, mengatakan booming-nya blog itu karena pendaftarannya mudah dan gratis. Memang tidak semua server memberikan pelayanan blog secara gratis.

Beberapa orang bahkan rela membayar demi kenyamanan dalam menggunakan blog. "Orang seperti kita, sepertinya tak pantas untuk mengekspos diri di blog. Itu kan gaya hidup artis atau selebriti yang memang mereka butuhkan," ungkap Adhit yang hanya menjadi member friendster.

Blog dianggap sebagai media yang dapat menjaring persahabatan dan relasi dengan membuka diri dari awal kepada publik. Mungkin bisa dikatakan "jemput bola". Mungkin dengan membuka diri lebih dahulu orang akan tertarik untuk menjalin persahabatan bahkan lebih.

Namun, Arie Windu tak setegas Hera dan Adhit dalam menilai blog. "Itu kan tergantung kebutuhan orangnya. Apakah dia mau menggunakan blog sebagai ajang promosi diri atau promosi produk," paparnya.

Lagi pula tidak sedikit orang yang rela merogoh koceknya untuk mendapatkan space yang lebih besar dengan fasilitas yang lebih membuatnya nyaman. "Toh itu kan hak masing-masing orang untuk ikut tren atau tidak," katanya tentang motif orang menggunakan blog. (Ari Nursanti/Dewiyatini/"PR")***