Friday, August 11, 2006

Napak Tilas ke Masjidil Aqsa & Sakhra
Oleh H. USEP ROMLI H.M.

SETIAP datang bulan Rajab, umat Islam selalu teringat kepada peristiwa penting yang terjadi pada bulan itu. Yaitu Isra (perjalanan malam) Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram di Mekah, ke Masjidil Aqsa di Jerusalem, Palestina. Kemudian dari situ, Nabi Muhammad saw. naik ke langit (mikraj).

Perjalanan malam dari Mekah ke Jerusalem tersebut, diutarakan dalam Alquran, Surat Al-Isra ayat 1, Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, yang sekitarnya diberkahi sebagai pertanda keagungan Kami. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Bangunan Kubah Karang (Qubbatush Sakhra, Dome of the Rock), tempat Nabi Muhammad saw. mikraj (naik ke langit). Di sebelah selatan bangunan ini, terletak Masjidil Aqsa, tempat Nabi Muhammad isra (berjalan malam) dari Masjidil Haram.*DOK. H. USEP ROMLI


Tujuan israk Nabi Muhammad saw. adalah Masjidil Aqsa. Sekarang berbentuk masjid besar. Terletak di atas hamparan tanah seluas 50 hektare, dikelilingi benteng kokoh yang disebut Tembok Dalam, untuk membedakan dengan Tembok Luar yang mengelilingi kota tua Jerusalem (Old Jerusalem).

Hamparan tanah itu dinamakan Haramusy Syarif. Tanah Haram yang Mulia. Disebut pula Al-Quds (yang tersucikan). Di sebelah utara bangunan Masjidil Aqsa, terdapat bangunan Kubah Karang (Kubbatush Sakhra) atau lebih terkenal di dunia internasional, The Dome of the Rock.

Bangunan berdinding kombinasi biru laut, dengan warna kubah kuning emas. Dari batu karang itulah, Nabi Muhammad saw. mikraj. Meniti tangga (ma'arij) yang dikawal para malaikat hingga sampai ke ufuk terjauh alam semesta, bernama Sidratul Muntaha. Di sini Nabi saw. beraudensi langsung dengan Allah SWT, untuk menerima kewjiban menjalankan salat lima waktu.

Di tengah tekanan pemerintah Israel, dan incaran kaum Yahudi ekstrem, umat Islam Palestina berusaha keras menjaga kesucian dan kelestarian Masjidil Haram dan Kubah Karang. Sebab, jika kedua tempat itu berikut seluruh tanah Haramusy Syarif berhasil dianeksasi Israel dan Yahudi ekstrem, Masjidil Aqsa dan Kubah Karang akan diruntuhkan. Diganti dengan bangunan baru New Jerusalem sebagai lambang kejayaan Eretz Yisrael"(Israel Raya) yang berpusat di Kubah Karang sekarang, dengan batas geografis terbentang antara S.Nil (Mesir) hingga S.Eufrat (Irak).

Maket New Jerusalem, diciptakan oleh Prof. Avi Jonah tahun 1960, dan sudah diakui resmi oleh pemerintah Israel. Maket asli, dipajang di kantor Knesset (Parlemen Israel). Sedangkan replika-replikanya disebarluaskan ke lembaga-lembaga internasional, hotel-hotel, dan sekolah-sekolah.

Karena menjadi objek rebutan, kompleks Haramusy Syarif, sering dilanda huru-hara bentrokan fisik yang menelan korban jiwa. Tahun 2002, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, sengaja memasuki Kubah Karang. Umat Islam protes keras. Ulah PM Sharon tersebut, menyulut intifadha. Gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap kesewenang-wenangan Israel. Juga memicu gelombang serbuan dari ekstremis Yahudi yang tergabung dalam kelompok Revava, untuk memasuki Kubah Karang mengikuti jejak Sharon.

Tentara dan polisi Israel terpaksa menghadang gerak laju para demonstrans itu, sebab di sekitar Kubah Karang dan Masjidil Aqsa, para pemuda Palestina sudah siap melakukan pencegahan. Mereka bertekad mempertahankan setiap jengkal Haramusy Syarif dari serangan ekstremis Yahudi.

Tetapi, di luar huru-hara yang sewaktu-waktu meledak, kompleks Haramusy Syarif beserta Masjidil Aqsa dan Kubah Karangnya, merupakan tempat rekreasi yang menyenangkan. Hamparan rumput empuk hijau, dan naungan teduh pohon zaitun, membuat lokasi itu benar-benar nyaman.

Yang datang ke sana, bukan hanya penduduk setempat sekadar melepaskan kepenatan sehari-hari. Melainkan juga para wisatawan atau peziarah mancanegara, termasuk Indonesia. Mereka ingin menyerap nuansa suasana religius dari keberkahan bumi Isra Mikraj. Ingin mencari pencerahan spiritual di dua tempat yang bertalian erat dengan peristiwa spektatuler dalam perjalanan sejarah dakwah Nabi Muhammad Rasulullah saw. Sekaligus untuk mengagumi seni arsitektur yang menghiasi Masjidil Aqsa dan Kubah Karang.

Masjidil Aqsa tempat tujuan Isra Nabi Muhammad, semula hanya berupa lapangan terbuka. Pada masa pemerintahan Khalifah Marwan, salah seorang raja Dinasti Umayyah (684-685), dibangun mushola pada lokasi yang diperkirakan sebagai tempat munajat Nabi Zakariya memohon diberi putra walaupun sudah usia tua (Allah SWT mengabulkannya dengan memberi putra bernama Yahya), dan tempat Iktikaf (beribadah khusus) Siti Maryam, ibu Nabi Isa As, yang selalu mendapat hidangan (Al Maidah) dari langit setiap hari.

Oleh cucu Marwan, Al Walid, musala itu diperluas, menjadi bangunan masjid besar yang tampak seperti sekarang. Musala Marwan masih dipertahankan di lantai bawah.

Sedangkan Kubah Karang, berupa kubah emas raksasa, didirikan oleh Khalifah Abdul Malik, putra Marwan yang memerintah tahun 685-705. Tujuannya, selain agar indah, kubah tersebut berfungsi sebagai penutup gundukan batu karang tempat Nabi saw. berdiri ketika akan mikraj dari perbuatan-perbuatan yang merusak akidah tauhid. Sebelum ditutup, banyak orang berbuat macam-macam di sana.

Dua bangunan tersebut, kini ibarat dua sejoli. Masjidil Aqsa di sebelah selatan, dan Kubah Karang di sebelah utara. Kedua-duanya menjadi mata-rantai lintasan sejarah Islam. Terutama dalam peristiwa Isra Mikraj.

Bahkan, Sakhra (batu karang) itu sendiri, pernah menjadi patokan arah kiblat umat Islam, sebelum dialihkan ke Kabah di Mekah.

Hingga sekarang, Masjidil Aqsa dan Kubah Karang, masih terus diziarahi. Seiring dengan proses perdamaian di Palestina, banyak peziarah non Muslim datang ke sana. Terutama yang ingin menyaksikan kehebatan arsitektur Islam abad pertengahan yang terpancar dari Kubah Karang dan pilar-pilar Masjidil Aqsa.

Peziarah dari Indonesia, biasanya mengunjungi Masjidil Aqsa dan Kubah Karang, setelah melaksanakan ibadah umroh di Masjidil Haram. Sehingga perjalanan itu terasa bagaikan napak tilas jejak Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. yang terjadi tanggal 27 Rajab setahun sebelum hijrah.

Tanpa mempermasalahkan gonjang-ganjing politik dan militer antara Palestina dan Israel, mengunjungi Masjidil Aqsa dan Kubah Sakhra, merupakan daya tarik tersendiri.***

(Penulis, wartawan senior, pembimbing ibadah haji dan umrah, serta pemandu wisata ziarah ke Timur Tengah)

No comments: